Sekretaris Jaringan Media Siber (JMSI) Lampung Adolf Ayatullah Indrajaya menjadi pembicara pada workshop penulisan fiksi dalam rangkaian HUT ke-11 Kabupaten Pringsewu.
Bung Dolop–sapaan Adolf–menegaskan kalau menulis merupakan skill yang memiliki teknik dan aturan yang jika dilatih berulang-ulang akan semakin mahir.
“Menulis bukan hanya bakat, tapi juga skill yang harus dilatih agar semakin bagus,” ujar koordinator Kagama Writing Club itu.
Selain Bung Dolop, workshop juga menghadirkan Direktur Lamban Sastra Agusri Junaidi dan novelis muda asal Pringsewu: Aditya Yudis.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinas P3AP2KB) Pringsewu menggelar workshop di Universitas Muhammadiyah Pringsewu, Selasa (18/2).
Para siswa SMP, SMA dan mahasiswa kabupaten tersebut menghadiri acara yang dibuka Asisten Bidang Ekubang John Drawadi SE, MM dan Rektor Umpri sekaligus Ketua Koalisi Pendidikan Drs Wanawir AM, MM, MPd dan Warek Fatoni MM.
Hadir pula Sekretaris Dinas Drs Sunargianto MPd dan Kabid Pengendalian Penduduk dan Penggerakan Hani Lina Nadwa, SIP, MIP beserta jajaran staf.
Dalam pelatihan, Aditya memaparkan teknik penulisan dan tip supaya karya penulis bisa diterima masyarakat hingga diterbitkan.
“Bisa mulai dari platform di beberapa aplikasi penulisan. Saat ini banyak novel-novel yang diterbitkan awalnya dirilis di sana dan mendapat respon baik dari pembaca,” urai penulis novel berjudul “Potret” dan beberapa novel lain yang diterbitkan oleh Gramedia, Mizan dan lain-lain penerbit.
Di tempat yang sama, Agusri juga membacakan puisinya dan mengulas soal teknik penulisan puisi.
“Puisi itu harus menjadi impersonal dan memberi pengaruh kepada orang banyak,” ujar Gusjun, panggilan akrabnya.
Dalam sesi dialog, audiens antusias mengulas teknik penulisan fiksi dan berinteraksi dengan ketiga narasumber.
Mahasiswa Umpri, Faradilla meminta supaya komunitas literasi bisa dibentuk sehingga kegiatan ini memiliki tindak lanjut yang positif.
“Kita meminta supaya ada follow-up, semoga pihak kampus dan pemerintah bisa memfasilitasinya,” harap dia.
Sumber: RMOLLampung