Ketenangan warga di Komplek Perumahan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Desa Sampali, Percut Sei Tuan, Deliserdang, diganggu kelompok preman.
Kelompok preman yang dipimpin seorang pria bermarga Galingging itu menyerobot lahan yang telah dimiliki wartawan sejak 2004.
Meski telah dilaporkan ke Polrestabes Medan dan jajaran, para preman itu tak perduli. Mereka terus melakukan aksi yang meresahkan masyarakat.
Adapun layanan pengamanan dari Polrestabes Medan dan jajaran, selalu datang terlambat, dan membuat masyarakat semakin tidak tenang.
Karena tidak tahan lagi dengan gangguan para preman tersebut, sekitar 70an wartawan dan warga lainnya pemilik kavling di Komplek Perumahan PWI tersebut, menggelar rapat akbar di kawasan Komplek Perumahan PWI, Sabtu kemarin (23/1.
Rapat yang dipimpin Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut, Hermansjah dan Sekretaris PWI Sumut, Edward Thahir, membahas aksi preman yang semakin beringas yang terus merampas tanah warga.
Misalnya, para kelompok preman Galingging Cs itu telah merampas kavling nomor B-15 milik Nizam, wartawan yang juga Kepala Biro Harian Waspada di Rantau Prapat.
Di bawah komando Galingging, kelompok preman itu bahkan sudah membangun rumah di atas tanah milik Nizam tanpa sepengetahuan Nizam selaku pemilik kavling.
Peserta rapat juga membahas upaya untuk mengusir aksi para preman. Termasuk dengan cara melapor ke pihak kepolisian. Dalam rapat terungkap kekecewaan para wartawan atas lambatnya layanan pengamanan pihak kepolisian.
Menurut Hermansjah, aksi premanisme yang merampas tanah di Komplek Perumahan PWI Sampali itu, sudah dilaporkan ke Polrestabes. Tapi, sangat dikecewakan. Tindakan kepolisian sangat lambat. Sebab, aksi para preman itu terus berlanjut. Bahkan, bangunan mereka kini sudah siap sekitar 60 persen.
Dilaporkan Berulangkali
Upaya melaporkan tindakan barbar premanisme di kawasan Komplek Perumahan PWI Sampali ini, menurut Edward Thahir, sudah berulangkali dilakukan. Secara kelembagaan, Hermansjah selaku ketua PWI Sumut dan Edward Thahir selaku sekretaris, bahkan sudah berkoordinasi langsung dengan Polsek Percut Sei Tuan.
PWI Sumut sudah berkoordinasi dan berharap Polrestabes Medan mengambil langkah tegas membasmi preman tersebut.
Selain itu, sebelumnya dua anggota keluarga wartawan pemilik kavling di Komplek Perumahan PWI Sampali, juga sudah melapor kepada pihak kepolisian atas tindakan premanisme yang sangat meresahkan di kawasan tersebut. Keduanya adalah Suriati Ginting yang melapor ke Polsek Percut Sei Tuan akibat tindakan para preman yang terus melakukan pemerasan.
Kemudian, Alfian, yang melapor ke Polrestabes Medan akibat tindakan para preman yang mencoba merampas kavlingan tanahnya. Dan terakhir adalah laporan Nazir yang juga ke Polrestabes Medan.
“Kami dan teman teman wartawan warga komplek merasa kecewa atas layanan pengamanan pihak kepolisian ini. Padahal, tindakan para premanisme sudan sangat meresahkan. Apakah polisi menunggu kami bentrok dan bunuh-bunuhan dengan para preman?" kata Hermansjah bernada bertanya.