Pengurus Daerah Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) resmi dilantik di Auditorium Istana Gubernuran, Kota Padang, Rabu (27/1).
Kepengurusan JMSI di Sumatera Barat dituangkan dalam Surat Nomor 6/SKPD-JMSI/9/2020 yang ditandatangani Ketua Umum JMSI Teguh Santosa dan Sekjen Mahmud Marhaba. Di dalam surat itu disebutkan bahwa Pengda JMSI Provinsi Sumatera Barat dipimpin Syahrial Aziz, didampingi Aguswanto sebagai Sekretaris, dan Al Imran sebagai Bendahara, serta sejumlah tokoh pers Sumatera Barat lainnya.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Pengurus Pusat JMSI, Teguh Santosa, menyampaikan sejumlah pesan untuk Pengda JMSI Sumatera Barat.
“Pengurus Pusat JMSI sangat berharap kepada Bang Yal (sapaan akrab Syahrial Aziz) dan kawan-kawan untuk mengibarkan panji JMSI di seluruh wilayah di Provinsi Sumatera Barat," ujar Teguh Santosa yang hadir secara virtual.
Dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga mengingatkan, tugas utama pengurus JMSI adalah membina media massa berbasis internet atau siber.
Menurutnya, media massa saat ini sedang menghadapi tantangan yang tidak kecil, terkhusus di masa pandemi Covid-19. Pengelola media siber diminta untuk menjaga kualitas karya jurnalistik yang dihasilkan.
"(Kewajiban kita) memastikan bahwa karya jurnalistik yang dihasilkan media kita masing-masing adalah jurnalistik yang sehat, profesional, yang jauh dari tendensi buruk, yang bertujuan untuk hal-hal yang produktif dan konstruktif untuk bangsa dan negara, terutama di era-era seperti sekarang ini," ungkap Teguh Santosa.
Tantangan kedua yang dihadapi perusahaan media siber adalah mempertahankan peran dan fungsi sebagai lembaga ekonomi yang dapat dijadikan sandaran bagi kehidupan pekerja pers.
"Ini dua tantangan yang mesti dijawab oleh JMSI dan kita semua," Teguh Santosa menegaskan.
Lebih lanjut, Teguh Santosa turut menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa hadir secara langsung di Padang.
"Saya ingin menyampaikan penyesalan saya tidak bisa hadir secara fisik di Padang. Karena Sumatera Barat ini buat saya sangat dekat. Saya ini juga seorang Sumando (laki-laki yang menikah dengan wanita Minang)," ungkapnya.
"Tidak bisa hadir di Sumatera Barat ini merupakan sebuah kekeliruan besar, sehingga maaf. Insya Allah, saya percaya, Tuhan akan memberikan hari-hari yang lebih cerah di masa depan sehingga saya bisa melakukan perjalanan kembali ke Sumatera Barat," pungkas Teguh Santosa.