Berkaca dari pelaksanaan Pemilu 2019, mungkin sekali polarisasi di tengah masyarakat akan kembali terjadi sepanjang pelaksanaan Pemilu 2024 nanti.
Polarisasi politik dimaksud seringkali dipicu oleh informasi-informasi yang tidak benar dan beredar di tengah masyarakat dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Seakan-akan informasi tersebut adalah karya jurnalistik, namun sesungguhnya bukan.
Potensi polarisasi dan upaya mitigasi menjadi pokok pembicaraan dalam pertemuan antara Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Ketua Dewan Pers Prof. Azyumardi Azra, Selasa siang (21/6). Pertemuan dilakukan di ruang kerja Kapolri di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.
Ketua Dewan Pers Asyumardi Azra didampingi Wakil Ketua Dewan Pers Agung Dharmajaya, anggota Dewan Pers Yadi Hendriana, Arif Zulkifli, Totok Suryanto, Ninik Rahayu, dan Sapto Anggoro.
Dalam pertemuan, Dewan Pers dan Mabes Polri sepakat untuk menyusun sebuah Memorandum of Understanding (MoU) yang menjadi payung kerjasama di antara kedua lembaga seperti pertukaran informasi, sosialisasi dan edukasi mencegah polarisasi saat pemilu.
“Dibutuhkan kesepahaman terkait dengan pemberitaan, terkait juga dengan hal-hal yang saat ini dilaksanakan oleh Polri dan biasa dikenal dengan cooling system untuk mencegah terjadinya polarisasi yang akan memecah belah persatuan anak-anak bangsa,” ujar Kapolri sambil menambahkan bahwa polarisasi tersebut seringkali dipicu oleh penggunaan politik identitas.
“Ke depan tantangan kita akan semakin besar. Kita butuh mengurangi potensi-potensi perpecahan, dan ini selalu saya sampaikan setiap saat kita bertemu dengan seluruh elemen masyarakat, seluruh tokoh, khusus kali ini hal-hal tersebut jadi konsen kita," ujar Sigit.
Sigit menambahkan, kerjasama yang lebih intens sangat dibutuhkan untuk menghadapi kondisi ketidakpastian akibat dampak global. Dengan kekuatan persatuan dan kesatuan, maka Indonesia bisa menghadap situasi perkembangan global dan mempertahankan posisi dan eksistensi Indonesia di kancah dunia.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Azyumardi Azra dan anggota Dewan Pers yang telah bertamndang ke kantornya, seraya berjanji akan terus bersinergi mendukung kemitraan antara pers, dan kepolisian.
“Kerjasama ini penting karena kita sama-sama selalu berada di lapangan, bersama baik dalam situasi yang tentunya butuh keberadaan kita," demikian Kapolri dalam jumpa pers usai pertemuan.
Adapun Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra mengatakan bahwa Dewan Pers dan Polri memiliki keinginan yang sama untuk menjaga kohesi sosial atau keutuhan sosial.
"Kita ingin masyarakat kita tidak terpecah belah, dan oleh karena itu kita di Dewan Pers berharap agar kawan-kawan media tidak memakai diksi-diksi yang memecah belah anak bangsa yang selama ini masih dipakai, kita harapkan itu tidak dipakai lagi," ujar mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah ini.
Azyumardi juga berharap terjadi peningkatan kualitas jurnalistik dalam rangka menjaga dan mencegah terjadinya penyebaran hoaks atau informasi bohong yang dapat menyebabkan perpecahan bangsa.
“Kita berharap pelayanan yang diberikan adalah pelayanan yang berdasarkan pada jurnalisme yang terverifikasi. Bukan dilakukan oleh orang-orang yang menggunakan jurnalistik untuk kepentingan tertentu, seperti kepentingan ekonomi dan lainnya," demikian Ketua Dewan Pers.
Dewan Pers dan Mabes Polri Sepakat Cegah Polarisasi di Pemilu 2024, Azyumardi: Jangan Pakai Diksi yang Memecah Belah
Laporan: Tim Redaksi JMSI