Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Kuba, Nana Yuliana, mengajak organisasi perusahaan pers Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) ikut memperkuat hubungan Indonesia dan Kuba terutama dalam konteks hubungan people to people contact.
Ajakan itu disampaikan Dubes Nana ketika berkunjung ke kantor berita resmi Kuba, Prensa Latina, di Calle E, Vedado, La Habana, Kamis siang (9/2).
Ketua Umum JMSI Teguh Santosa yang sedang berada di Kuba untuk menghadiri seminar internasional yang diselenggarakan Cuba Socialista juga ikut mendampingi Dubes Nana dalam kunjungan ke kantor Prensa Latina.
Dubes Nana diterima Presiden Prensa Latina, Luis Enrique Gonzales Acosta, yang didampingi Pemimpin Redaksi Prensa Latina, Martin Hachtoun, dan Direktur Hubungan Internasional Prensa Latina, Conchita Bofill Feliciano.
Prensa Latina berdiri di bulan Maret 1959, tidak lama setelah Revolusi Kuba, atas prakarsa salah seorang tokoh Revolusi Kuba, Ernesto Che Guevara. Pendiri dan manajer pertema Prensa Latina adalah Jorge Ricardo Masetti. Seperti Che Guevara, Jorge Ricardo Masetti juga berkebangsaan Argentina.
Kepada Presiden Prensa Latina Luis Acosta, Dubes Nana mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan pada upaya memperkuat hubungan kedua negara. Dubes Nana percaya, kerjasama pemberitaan antara media massa Indonesia dan Kuba akan membuat hubungan kedua negara lebih substansial dan bermakna.
Merespon ajakan Dubes Nana itu, Teguh mengatakan pihaknya merasa terhormat dan akan melakukan pembicaraan tindak lanjut.
Luis Acosta pun menyampaikan kesediaan yang sama.
Sebelum mengajak JMSI ikut memperkuat hubungan Indonesia-Kuba, Dubes Nana lebih dahulu membahas MoU yang pernah ditandatangani antara LKBN Antara dan Prensa Latina tahun 2014 lalu. Dubes Nana berharap, isu MoU itu dapat segera ditindaklanjuti.
Luis Acosta berjanji akan segera mempelajari dan mem-follow up nota kesepahaman yang telah berusia sembilan tahun itu.
Juga di dalam pertemuan itu, Dubes Nana menyampaikan undangan resepsi peringatan 63 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Kuba yang akan diselenggarakan di Wisma Duta pada tanggal 17 mendatang.
Dalam kegiatan itu, KBRI Havana akan memberikan penghargaan kepada sejumlah kalangan, termasuk Prensa Latina.
Prioritaskan Program 4P
Dalam pertemuan, Dubes Nana juga mengatakan, untuk memperkuat hubungan kedua negara, dirinya memprioritaskan progam 4P.
Empat P tersebut adalah political engagement, promotion of economic cooperation, people to people contact, dan protection of Indonesian in Cuba.
"Indonesia dan Kuba selama ini saling memberikan dukungan di PBB. Indonesia juga ikut mendorong keketuaan Kuba di G-77 saat ini," ujar Dubes Nana.
G-77 adalah koalisi negara berkembang anggota PBB. Koalisi ini didirikan oleh 77 negara anggota PBB, termasuk Indonesia, pada 15 Juni 1964. Saat ini anggota G-77 telah berkembang menjadi 134 negara anggota PBB. Kuba menjadi ketua G-77 di tahun 2023 ini.
Di bidang ekonomi, Dubes Nana berharap volume perdagangan kedua negara yang saat ini berada di kisaran 10 juta dolar AS dapat mengalami peningkatan.
Saat ini, produk utama Indonesia yang diimpor Kuba antara lain adalah kertas, tekstil, furniture, dan sepatu. Adapun Indonesia mengimpor antara lain cerutu dan obat-obatan kanker.
Dubes Nana dalam pertemuan juga menggarisbawahi kerjasama kedua negara di bidang kesehatan.
Maret tahun lalu, misalnya, Dubes Nana bertemu dengan pihak Center for Genetic Engineering and Biotechnology (CIGB), sebuah lembaga penelitian dan pengembangan produk biomedis untuk pencegahan dan pengobatan penyakit menular, kardiovaskular, neurodegeneratif, kanker, peradangan, autoimunitas dan cytoprotectio, termasuk vaksin Covid-19.
Saat ini tengah dirancang kerjasama pembuatan vaksin bersama antara CIGB dengan PT Biofarma.
Selain itu, investor asal Indonesia, Archipelago International, sejak tahun lalu mengoperasikan Hotel Grand Aston La Habana di kawasan Vedado.