Pelaksanaan kegiatan pelatihan jurnalistik dan teknik dasar membuat berita di Ponpes, dalam rangkaian peringatan HUT JMSI ke 3 dan perayaan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2024 tingkat Provinsi Riau di Kabupaten Indragiri hulu (Inhu), berjalan lancar.
Puluhan santri kelas VIII dan kelas X terlihat semangat mengikuti pelatihan dasar jurnalistik Sabtu (25/2/2023) tersebut, selain narasumber didatangkan dari pengurus Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Inhu, ketua Ikatan Keluarga dan Alumni Pondok Pesantren Kharul Ummah (IKAKU) Inhu Dodi Irawan juga ditampilkan untuk memberikan motifasi kepada Santri.
“Apa definisi berita?” tanya pemateri Zulpen Zuhri dari JMSI kepada Santri peserta pelatihan jurnalistik dasar dan jawaban beragam pun muncul. “Berita adalah informasi, berita adalah kabar dan sinonim lainya yang diartikan oleh Santri.
“Sebelum kita lanjut ke teknik penulisan berita sebagai dasar dasar jurnalistik, kita harus tau dulu definisi berita,” ujar Zulpen kepada Santri seraya mengatakan kalau jawaban tentang definisi berita yang disebut santri itu tidak sempurna.
Zulpen secara rinci menjelaskan kepada Santri tentang definisi berita, harus kenal dulu dengan berita baru lanjut belajar menulis berita.
“Berita adalah, tulisan atau kabar yang disampaikan wartawan atas peristiwa masalalu, peristiwa hari ini, atau keterangan keterangan baru atas peristiwa masa lalu,” ujar Zulpen.
Selanjutnya Zulpen menjelaskan tentang berita termudah yang ditulis dalam teknik dasar menulis berita adalah dengan sistim piramida terbalik, dimana unsur 5W+1H bisa dilengkapi pada laed atau teras berita, atau paragraf pertama dalam berita yang ditulis dan mengandung unsur sangat penting dalam berita.
Kemudian paragraf dua, adalah Brigde atau perangkal berita, peristiwa yang ditulis dalam berita itu mengandung unsur penting. “Bagaimana peristiwa itu terjadi bisa saja digambarkan dalam paragraf dua, sebab pada paragraf dua ini memuat unsur yang penting juga,” ujar Zulpen.
Berikut 5W+1H yang dipaparkan Zulpen, What menulis jawaban peristiwa apa yang akan dilaporkan kepada khalayak. Who siapa yang menjadi pelaku dalam peristiwa yang ditulis tersebut, When kapan peristiwa itu terjadi, secara tegas harus menuliskan tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit, Where dimana peristiwa itu terjadi. Why mengapa peristiwa itu sampai terjadi. How bagaimana jalannya peristiwa atau bagaimana cara menanggulangi peristiwa tersebut dalam berita.
Semantara itu, Dodi Irawan yang juga anggota DPRD Inhu dalam motifasinya kepada Santri, menyampaikan tentang Santri harus memiliki kemampuan dasar semua cabang ilmu ketika berada di Pondok pesantren, bukan hanya ilmu agama saja, namun juga ilmu jurnalistik.
“Setelah belajar teknik dasar menulis berita, diharapkan Santri mampu menyampaikan kabar baik tentang pesantren kepada khalayak ramai, khusunya kepada orang tua dengan melengkapi 5w+1h,” kata ketua IKAKU Inhu ini.
Diakhir pelatihan, Kabid Kesantrian ustdz Edi Setiawan, MPd MPP menyampaikan ucapan terimakasih kepada JMSI Inhu yang sudah mengajarkan dasar dasar jurnalistik dan teknik menulis berita kepada Santri Khairul Ummah. “Kami berharap, kedepan bisa dilakukan kegiatan serupa oleh JMSI Inhu di Ponpes Khairul Ummah,” harapnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, ketua Lembaga Wakaf Khairul Ummah ustadz syafriadi, MPd, Hikmah Aidil Fitra SIP, usai acara pelatihan jurnalistik, rombongan JMSI Inhu diajak berkuda oleh Pelatih KUAS ustadz Abdul Aziz SPd. “Kami di sini memiliki 6 kuda untuk latihan, dan bisa dijadikan ajang perlombaan,” ujar ustadz Abdul Aziz.