Pers memiliki peran yang sangat strategis dalam mengawal pesta demokrasi. Oleh karena itu, Pers tidak cukup hanya mengabarkan peristiwa politik.
Hal ini ditegaskan mantan Ketua Dewan Pers, Prof. Bagir Manan saat menghadiri diskusi yang diselenggarakan Dewan Pers bertajuk 'Kebebasan, Etika dan Netralitas Pers'.
"Sudah waktunya Pers dalam pemberitaan Pemilu juga wawancara gagasan apa yang mau (capres) kerjakan," kata Bagir seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (5/7).
Mantan Ketua Mahkamah Agung itu membeberkan, setidaknya ada empat tantangan yang dihadapi jelang Pemilu. Pertama, mobilisasi lebih kuat dari partisipasi.
Selanjutnya pemikiran mayoritas yang sudah menjadi pemikiran umum. Sayangnya, pemikiran ini terkadang mengarah kepada tindakan otoriter. Ketiga, kebebasan yang berpotensi mengarah ke anarkisme.
"Keempat, Pemilu semata-mata bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan. Tidak untuk mewujudkan suatu gagasan. Tetapi agar berkuasa. Akibatnya membenarkan segala cara," tegas Bagir Manan.
Atas dasar hal tersebut, Bagir Manan menekankan, Pers melalui perannya diharapkan dapat membendung pembelahan sosial seperti yang terjadi di Pemilu sebelumnya.
Prof. Bagir Manan: Perlu Wawancara Gagasan Capres
Laporan: Tim Redaksi JMSI